Nonton Film The Holy Innocents (1984) Subtitle Indonesia Filmapik
Synopsis
ALUR CERITA : – Di suatu tempat di negara Spanyol, di tahun 60-an. Paco dan istrinya Régula sangat miskin. Mereka bekerja sebagai petani penyewa untuk pemilik tanah yang sangat kaya. Mereka memiliki 3 anak. Yang satu mundur. Yang lain tidak bisa bersekolah karena sang majikan “membutuhkan” pekerjaan mereka. Ketika saudara laki-laki Regula dipecat dari tempatnya bekerja selama 61 tahun, dia menetap di tempat kecil mereka… Sebuah serangan terhadap archaisme negara Spanyol tahun 60-an.
ULASAN : – Dua puluh lima tahun terakhir filmografi Spanyol telah menghasilkan sejumlah judul yang mengumbar tema sosiologis, sebagian besar menggunakan tahun-tahun Franco Régime sebagai latar belakang ketika bukan kambing hitam belaka. El Sur (Victor Erice)(qv), Las Ratas (Giménez Rico)(qv), Las Bicicletas son para el Verano (Jaime Chávarri) serta beberapa oleh Pilar Miró yang sekarang sudah meninggal, muncul di benak. Tapi mungkin tidak ada yang mencapai dukungan kuat yang dicapai di Los Santos Inocentes, diarahkan dengan hati-hati dan dapat diprediksi oleh Mario Camus. Ditransfer dengan setia dari buku oleh Miguel Delibes, juga penulis Las Ratas, serta narasi yang sangat mengesankan seperti Cinco Horas con Mario, sebuah tour de force sejati dalam sastra kontemporer, dan El Camino yang sangat liris dan mengharukan, Camus mengilhami kepala sekolah aktor – Paco Rabal, Alfredo Landa dan Terele Pávez – untuk menghasilkan beberapa adegan yang berkesan. Adegan petani buta huruf mematuhi tuannya, pemilik tanah, tidak peka terhadap segalanya kecuali hasratnya untuk berburu; para petani yang sangat berterima kasih atas segenggam uang receh yang dibagikan dengan penuh kasih oleh bangsawan kaya; petani yang merendahkan diri di gubuk mereka yang kotor dan hampir tidak bisa menulis nama mereka sendiri. Spanyol: sekitar tahun 1962 jika nomor registrasi Mercedes hitam besar bisa digunakan. Spanyol, di wilayah yang disebut Extremadura, yang bahkan saat ini merupakan bagian termiskin di negara itu. Spanyol, diperintah oleh seorang diktator yang dirinya sendiri sangat tidak berbudaya. Camus, dipersenjatai dengan eksposisi yang sederhana namun tulus dalam novel Delibes, berhasil menunjukkan penderitaan ini, tetapi tanpa tremendisme yang begitu sering terjadi dalam buku atau film Spanyol; tanpa perasaan masam, tapi tanpa perasaan, seperti ahli bedah yang mengoperasi batu empedu untuk kelima ratus kalinya. Kisah itu ada di sana untuk diceritakan dan tidak disimpati. Bukan untuk publik pemakan pop-corn, lebih untuk penonton bioskop cerdas yang dapat memberikan apa yang diminta film: perhatian terhadap detail. Sayatannya tepat, tepat, memberikan kredibilitas yang lebih besar pada mahakarya kecil ini.